LUMAJANG,Mediarepublikjatim.com-Jembatan Gantung Gladak Perak Lumajang, hingga Rabu (7/12/2022) pagi masih ditutup. Akses utama jalan raya Malang-Lumajang dari Pronojiwo menuju Candipuro itu belum bisa dilewati pasca erupsi Semeru.
Pantauan media area Gladak Perak terkunci dan dijaga petugas proyek pembangunan rehab. Jembatan Gladak Perak hancur pasca erupsi besar Semeru tahun 2021. Erupsi kedua setahun kemudian atau 4 Desember 2022, kawasan Gladak Perak hanya terdampak awan panas guguran.
Menanggapi hal itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, progres pembangunan jembatan Gladak Perak sudah mencapai 95 persen. “Pembangunan sudah on progres dan akan dilanjutkan dan dituntaskan. Targetnya sih akhir tahun 2022 selesai, tapi karena ada bencana erupsi lagi saya kira agak molor sedikit,” ungkap Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Rabu (7/12/2022).
Thoriq menjelaskan, masih banyak material dan batu sisa longsoran di kawasan Gladak Perak sebelum erupsi Semeru. “Kalau progres pembangunanya sudah 95 persen untuk perakitannya ya, karena setelah selesai dirakit untuk pengaspalannya tidak sesusah merakit jembatannya,” tegas Thoriq.
Apakah kawasan Jembatan Gladak Perak yang jadi akses utama Malang-Lumajang sudah bisa di akses secara umum? “Jembatan Gladak perak masih tertutup, masih ditutup. Karena masih banyak bebatuan akibat longsoran beberapa waktu lalu, sehingga tidak mungkin jembatan tersebut dibuka untuk umum,” ujar Thoriq.
Jembatan Gladak Perak hancur usai diterjang erupsi Semeru tahun 2021. Pemerintah kemudian menginisiasi pembuatan jembatan gantung di kawasan tersebut. Jembatan gantung ini hanya boleh dilintasi kendaraan roda dua. Thoriq menambahkan, belum bisa membuka akses Gladak Perak karena material longsoran dan peralatan kerja untuk pembangunan jembatan masih cukup banyak.
Sehingga, harus dibersihkan terlebih dulu sebelum digunakan masyarakat untuk melintas. “Tidak mungkin Gladak Perak dibuka untuk umum, karena kondisinya masih ada batu bekas longsoran juga,” pungkasnya.(wy)